Thursday, March 17, 2011

Setting GPRS Otomatis

Setting GPRS secara otomatis

KartuHALO
Ketik sms : GPRS kirim ke 6616 dan MMS ke 6616

kartu simPATI
Ketik sms : GPRS kirim ke 6616 dan MMS dan kirim ke 6616.
Nomor kode adalah enam belas digit angka yang terdapat di balik kartu SIM Card dalam format empat angka bertumpuk empat. Misalnya GPRS 6210009922069556

Indosat

Matrix
Ketik sms: ACT GPRS kirim ke 888 dan ACT MMS kirim ke 888

Mentari
Ketik sms: ACT MMS kirim ke 888 (hanya MMS, karena Mentari belum enyediakan layanan GPRS)

IM3
Cara mengaktifkan GPRS/MMS
Otomatis aktif perdananya

XL
Hubungi Layanan Pelanggan di nomor 818 dari ponsel anda atau ke (021) 579 59818 atau kunjungi XL Shop Terdekat.

Setting GPRS secara Manual

GPRS Telkomsel
Connection Name : Telkomsel
Data Bearer : GPRS
Access Point Name : telkomsel
Username : wap
Prompt Password : No
Password : wap123
Authentication : Normal
Proxy address : 10.1.89.130
Homepage : http://wap.telkomsel.com
Connection Security : Off
Session Mode : Permanent

Setting GPRS Matrix
Connection Name : Satgprs
Data Bearer : GPRS
Access Point Name : satelindogprs.com
Username : (kosongkan)
Prompt Password : No
Password : (kosongkan)
Authentication : Normal
Proxy address : 202.152.162.250
Homepage : http://satwap
Connection Security : Off
Session Mode : Permanent

Setting GPRS IM3
Connection Name : M3-gprs
Data Bearer : GPRS
Access Point Name : www.indosat-m3.net
Username : gprs
Prompt Password : No
Password : im3
Authentication : Normal
Proxy address : 010.019.019.019
Homepage : http://wap.indosat-m3.net
Connection Security : Off
Session Mode : Permanent

Setting GPRS XL
Connection Name : XL-gprs
Data Bearer : GPRS
Access Point Name : www.xlgprs.net
Username : xlgprs
Prompt Password : No
Password : proxl
Authentication : Normal
Proxy address : 202.152.240.50
Homepage : http://wap.lifeinhand.com
Connection Security : Off
Session Mode : Permanent

Setting MMS

Setting MMS Telkomsel
Connection Name: tel-MMS
Data Bearer: GPRS
Access Point Name: mms
Username: wap
Prompt Password: No
Password: wap123
Authentication: Normal
Proxy address: 10.1.89.150
Homepage: http://mms.telkomsel.com/
Connection Security: Off

Setting MMS Mentari dan Matrix
Connection Name : sat-MMS
Data Bearer : GPRS
Access Point Name : mms.satelindogprs.com
Username : satmms
Prompt Password : No
Password : satmms
Authentication : Normal
Proxy address : 202.152.162.88
Homepage : http://mmsc.satelindogprs.com.
Connection Security : Off

Setting MMS IM3
Connection Name : M3-MMS
Data Bearer : GPRS
Access Point Name : mms.indosat-m3.net
Username : mms
Prompt Password : No
Password : im3
Authentication : Normal
Proxy address : 010.019.019.019
Homepage : http://www.mmsc.m3-access.com
Connection Security : Off

Setting MMS XL
Connection Name : XL-MMS
Data Bearer : GPRS
Access Point Name : www.xl.mms.net
Username : xlgprs
Prompt Password : No
Password : proxl
Authentication : Normal
Proxy address : 202.152.240.50
Homepage : http://mmc.xl.net.id/sevlets/mms
Connection Security : Off

Layanan Perpustakaan Virtual


LAYANAN PERPUSTAKAAN VIRTUAL

Lebih dari 5 tahun secara umum perpustakaan memiliki konsep tidak hanya bertatap muka (www) telah di terima oleh masyarakat. Banyak perpustakaan telah siap mengembangkan perpustakaan virtual yang menambahkan dengan akses lokal atau gerbang layanan informasi menuju akses database dari makelar komersial. Direktori Internet 'YAHOO' saat daftar sekitar 400 perpustakaan akademik dengan kehadiran web: jumlah ini hampir dua kali lipat hanya dalam dua tahun terakhir. Dalam beberapa aspek, kebutuhan antarmuka desain yang sama untuk kedua perpustakaan fisik dan virtual, karena tujuan mereka adalah sama: untuk membawa user ke informasi yang dibutuhkan dengan sebagai intervensi dari luar kecil (dengan kata lain, bantuan dari perpustakaan) mungkin. Ada, namun beberapa perbedaan yang sangat penting antara perpustakaan tradisional dan virtual.
Tidak ada koleksi fisik tercetak atau non tercetak di dalam perpustakaan virtual. Meskipun pengguna tidak dapat menelusuri tumpukan buku di area subjek atau tempat lain. melalui jurnal dengan call number yang berdekatan untuk melihat apakah mereka mungkin akan menemukan materi yang relevan, mereka masih dapat menelusuri daftar atau direktori sumber daya informasi elektronik. Sebagai contoh, salah satu fitur dari beberapa sistem katalog otomatis akses publik (misalnya Interface Inovatif, Sirsi / Unicorn), adalah kemampuan untuk menampilkan daftar judul yang meliputi beberapa judul baik sebelum dan setelah call number yang dipilih oleh pengguna.
Kebanyakan perpustakaan universitas virtual akan memiliki semacam "Help Desk" diakses melalui e-mail, telepon atau bentuk berbasis web. Apa keuntungan pengguna dalam kenyamanan tidak harus pergi ke perpustakaan fisik mungkin diimbangi oleh kurangnya bimbingan profesional tatap muka, meskipun banyak perpustakaan menciptakan panduan elektronik dan akses email ke pustakawan. Database elektronik yang dapat menggantikan indeks cetak dan dapat diakses di web, semakin sering ditawarkan oleh makelar.
Perpustakaan universitas negara arizona (ASU), saat ini memiliki index lebih dari 100 jurnal dan database tersedia melalui halaman web mereka. Ini termasuk proyek MUSE koleksi jurnal elektronik,literatur online, buku online,buku tercetak,ensiklopedia Britannica Online, Disertasi Abstrak International, ERIC,medline,psycInfo,UnCover,Mental Measurements yearbook,merriam-webster collegiate dictionary dan Periodicals Internasional.
Banyak dari sumber daya ini masih dipertahankan dalam Perpustakaan ASU di cetak dari, tapi format yang mulai melenyap sebagai pengguna semakin banyak permintaan manfaat sumber daya digital: kemampuan untuk melakukan pencarian kata kunci, ketersediaan update lebih sering, dan - paling penting untuk virtual akses mahasiswa-untuk semua informasi ini dari rumah dan kantor melalui internet. desainer Antarmuka untuk Perpustakaan Kongres menciptakan sebuah "meja informasi virtual" sebagai link pertama di mana pengguna sangat dianjurkan untuk memulai kunjungan mereka. Para desainer mengidentifikasi lima klasifikasi pencari:
1.      Wisatawan/ penjelajah
2.      Peneliti orang baru
3.      Peneliti secara kebetulan
4.      Ahli peneliti dan
5.      Guru.
Tujuan dari desain ini adalah untuk memberikan bantuan disesuaikan dengan meminta pengguna untuk mengklasifikasikan peran mereka dan kebutuhan informasi. Para desainer harus selalu bertatap muka untuk  menyadari pengguna mereka, 'kebutuhan dan berinteraksi dengan mereka pada tingkat yang diperlukan Kekurangan banyak desain adalah kurangnya pemahaman kebutuhan pengguna dan pertimbangan cukup perlu ditangani . Tujuan utama dari grafis untuk antarmuka perpustakaan virtual harus memandu pengguna ke informasi yang mereka cari, tidak hanya untuk membuat halaman web lebihmenarik.

pustakawan harus melayani tujuan menyampaikan makna bahan pustaka untuk membantu pengguna menemukan informasi yang mereka cari. Ada bukti bahwa banyak ikon yang digunakan pada halaman web perpustakaan sulit bagi pengguna untuk menafsirkan dan benar-benar menghalangi daripada membantu pengguna. Selain itu, ukuran file grafis harus dipertimbangkan:kecil kemungkinan para pengguna yang mungkin punya koneksi internet kecepatan rendah tidak ingin dibebani dengan waktu download yang berlebihan untuk gambar yang tidak benar-benar diperlukan. Beberapa bentuk instruksi perpustakaan perlu dibangun ke dalam antarmuka, karena banyak pengguna membutuhkan bimbingan tentang pemilihan database yang tepat untuk tujuan-tujuan mereka, dan begitu mereka sampai di sana, membantu dalam menemukan informasi yang dibutuhkan.

Semua pustakawan yang akrab dengan pelanggan yang bersikeras bahwa mereka "butuh buku" ketika tugas mereka dengan jelas menyerukan jurnal artikel-atau mereka yang "ingin mencari di internet", walaupun pustakawan menyadari bahwa salah satu CD-ROM perpustakaan database akan memberikan materi yang tepat jauh lebih cepat. Situasi ini berubah dengan cepat, tetapi: terutama dalam pengaturan akademik, pustakawan semakin banyak berbagi keahlian mereka dengan pengguna dengan mengembangkan antarmuka dan sumber daya online untuk membantu memandu pengguna perpustakaan dalam pencarian mereka melalui database elektronik.

Saturday, March 12, 2011

PENGARUH DESAIN INTERIOR TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA


PENGARUH DESAIN INTERIOR TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA

I.         LATAR BELAKANG
Tugas perpustakaan adalah mengumpulkan, mengolah dan menyebarluaskan informasi tercetak dan non cetak kepada pengguna. Perpustakaan sebagai pusat informasi dituntut selalu siap memberikan pelayanan kepada pengguna. Hal tersebut tercapai jika perpustakaan memiliki sarana yang baik, salah satunya adalah dengan adanya sebuah gedung yang bisa memuat seluruh kegiatan perpustakaan tanpa mengesampingkan kenyamanan pengguna. Dalam konteks pelayanan prima, maka perpustakaan mutlak memberikan kepuasan kepada penggunanya karena produk dari perpustakaan adalah jasa. Kepuasan pengguna merupakan hal yang abstrak namun dapat diukur dengan indikator pengukur kepuasan. Salah satu indikatornya adalah minimnya keluhan pengguna terhadap pelayanan perpustakaan.
Infrastruktur yang representatif, aman dan nyaman menjadi kriteria ideal bagi terciptanya kepuasan pengguna. Dapat dibayangkan betapa sulitnya menciptakan suasana yang nyaman untuk membaca jika ruangan perpustakaan memiliki tingkat pencahayaan yang kurang dan tingkat kelembaban yang tinggi serta penataan ruangan yang tidak teratur. Kondisi tersebut tidak menunjang pengguna dalam membangun konsentrasi membaca. Sebaliknya, apabila ruangan tertata secara rapi dan sistematis dengan pencahayaan dan kelembaban yang cukup sehingga pengguna merasa nyaman. Maka dengan sendirinya kepuasan tersebut akan tercipta. Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan tinjauan yang menelaah beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menata ruangan atau desain interior perpustakaan.


II.      PEMBAHASAN
Perpustakaan menurut Sulistyo Basuki (1993 : 3) adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca bukan untuk dijual.
Menurut Sulistyo Basuki (1992 : 115), perpustakaan merupakan ruangan dengan beragam pola aktifitas pemakainya. Untuk itu dalam perancangannya harus melihat akan kebutuhan pemakai. Gedung perpustakaan sebagai pusat informasi bagi pemakainya, perlu memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan aktifitas pemakai sebagai berikut :
1.      Pemecahan sebaik mungkin menyangkut kebutuhan unit informasi;
2.      Kemudahan akses dalam informasi;
3.      Ruang kerja yang cukup dan terencana bagi staf dan pemakai;
4.      Mempertimbangkan kebutuhan di masa yang akan datang;
5.      Menghindari perlengkapan yang tidak perlu; dan
6.      Fasilitas tehnis yang cukup seperti penerangan, suhu, sarana komunikasi.
Ruangan menurut Ching dalam Irhamni (2005 : 10) adalah salah satu aspek dari desain interior. Sedangkan istilah desain interior itu sendiri dipakai untuk mendeskripsikan rancangan-rancangan yang saling menghubungkan di suatu kelompok, termasuk pembuatan tata ruang yang didesain sesuai dengan aktifitas manusia di dalam ruangan tersebut.
Syarat sebuah ruangan menurut Ishar dari Maryuli (2000 : 19) adalah :
1.      Syarat fisik, merupakan syarat ukuran luas dan tinggi ruang untuk memenuhi kegiatan tertentu.
2.      Syarat psikis, yaitu syarat suasana / kesan lingkungan ruang yang harus diciptakan menurut kebutuhan dan fungsinya seperti ventilasi, pemandangan luar, serta bentuk ruang.
Aspek tata ruang menurut Darmono (2000 : 201) meliputi :
a.       Aspek fungsional. Penataan yang fungsional dapat diciptakan jika antar ruangan mempunyai hubungan yang fungsional dan arus barang / bahan pustaka pengguna perpustakaan dapat mengalir dengan lancar.
b.      Aspek psikologi pengguna. Penataan ruang dapat mempengaruhi aspek psikologis pengguna merasa nyaman, leluasa bergerak dan merasa tenang. Kondisi ini dapat diciptakan dengan penataan ruang yang harmonis dan serasi termasuk dalam hal penataan perabot perpustakaan. Pemilihan warna cat dinding juga dapat mempengaruhi kenyamanan pengguna perpustakaan.
c.       Aspek estetika. Keindahan penataan ruang salah satunya dapat melalui penataan ruang dalam perabot yang digunakan. Penataan ruangan yang serasi, bersih, dan nyaman bisa mempengaruhi kenyamanan pengguna di dalam perpustakaan.
d.      Aspek keamanan bahan pustaka. Keamanan bahan pustaka dapat dikelompokkan dalam dua bagian :
1.      Faktor keamanan bahan pusataka akibat kerusakan secara alamiah
2.      Faktor kerusakan / kehilangan bahan pustaka karena faktor manusia.
Penataan ruang yang fungsional mampu menciptakan pengawasan terhadap keamanan koleksi perpustakaan. Secara langsung dari kerusakan faktor manusia. Menurut Dritagalih Maryuli (2000 : 34) dalam penataan ruang perpustakaan yang baik seharusnya mempertimbangkan aspek-aspek tertentu yaitu :
a.       Bentuk ruang;
b.      Warna dan penerangan (pencahayaan);
c.       Ventilasi;
d.      Rambu ruang; dan
e.       Perabot ruang.

Menurut Sachari (1986 : 183) menyatakan bahwa antara desain dan manusia terjadi interaksi, dalam desain berfungsi sebagai alat yang mengandung nilai kegunaan yang mengacu ke arah fungsi, keselamatan, kenyamanan, keamanan, dan efisiensi. Sedangkan manusia memanfaatkan desain sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan.
Menurut Satwiko (2005 : 16), kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap lingkungan. Oleh karena itu kenyamanan tidak dapat diwakili oleh satu angka tunggal. Kenyamanan merupakan sesuatu yang menyejukkan dan menyegarkan perasaan seseorang. Apabila dikaitkan dengan ruangan perpustakaan, seseorang yang merasa nyaman dapat dilihat dari berapa lama orang itu melakukan aktifitas di ruang perpustakaan dan seberapa besar intensitas kunjungan ke ruang layanan tersebut. Jika merujuk pada pendapat di atas, desain interior berperan sebagai alat yang menjembatani antara perpustakaan dan pengguna.
Maksud dan tujuan desain interior yang pada mulanya hanya menitikberatkan fungsi semata-mata, tetapi kemudian berkembang dengan jangkauan lebih luas yang mencakup semua unsur keindahan berbagi macam aspek untuk memberikan kepuasan fisik dan spiritual bagi seseorang yang masuk keruangan tersebut. Perancang menciptakan suasana interior sedemikian rupa sehingga mampu memberikan kenyamanan, keamanan serta menimbulkan rasa betah kepada penggunanya.
Perancangan desain interior harus memiliki kerjasama yang erat dengan arsitek untuk merencanakan ruang dalam bangunan agar sesuai dengan kebutuhan dan selera penggunanya. Karakter ruangan tidak hanya ditentukan oleh dimensi fisik, tetapi juga oleh elemen-elemen seperti penerangan baik alami maupun buatan, warna, dekorasi dan perlengkapan perabotan. Dalam bidang ini perancang desain interior memegang peranan yang besar.
Faktor-faktor kepuasan pengguna yaitu, kualitas koleksi atau up date, biaya yang dibebankan kepada pemustaka, pelayanan pemberian informasi (service quality)/ kemudahan memperoleh informasi (emotional factor), kecepatan mendapatkan informasi (Irawan, 2003: 39).
Berdasarkan teori Irawan peneliti dapat mendefinisikan kepuasan sebagai hasil luaran yang dimunculkan dari diri sendiri, dari suatu proses kebutuhan yang direncanakan dan pada akhirnya terpenuhi.

III.   PENUTUP
Ruangan perpustakaan yang nyaman dan aman akan menunjang terciptanya konsentrasi baca. Dengan adanya penataan yang terstruktur dan pelayanan yang baik, maka pengguna perpustakaan akan merasa nyaman berada di perpustakaan.
 Ruangan merupakan salah satu aspek dari desain interior. Desain interior itu sendiri dipakai untuk mendeskripsikan rancangan-rancangan yang saling menghubungkan disuatu kelompok, termasuk pembuatan tata ruang.
Aspek-aspek tata ruang yang baik, akan memudahkan perpustakaan untuk mendesain sebuah ruangan yang nyaman digunakan oleh pengguna. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam penataan ruang adalah bentuk ruangnya, warna dan penerangannya, ventilasinya, rambu ruang, dan perabot ruang. Suatu perpustakaan hendaknya mempunyai bentuk ruangan yang ideal sehingga kegiatan perpustakaan dapat berlangsung lancar.
Desain ruangan berperan sebagai stimulus, apabila desain interior mampu menarik perhatian dan kebutuhan psikologis pengguna, maka pengguna akan memanfaatkan ruang perpustakaan sebagaimana fungsinya.

IV.   DAFTAR PUSTAKA
1.        Sunarti. 2007. Tata Ruang Perpustakaan Prodi Keperawatan Magelang Ditnjau Dari Tanggapan Pemakai. Semarang : Universitas Diponegoro
2.        Admin. 2009. Tinjauan Dalam Menata Ruangan Perpustakaan. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2010, pada pukul 22.00 WIB
3.        http://praboto.wordpress.com. 2008. Desain Perpustakaan. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2010, pada pukul 22.00 WIB

PROGRAM KERJA PUBLIC RELATION DI PERPUSTAKAAN

BAB I
PENDAHULUAN

            Humas atau yang lebih sering kita dengar dengan sebutan public relation, mempunyai peranan yang penting dalam sebuah lembaga atau suatu instansi. Keberadaan public relation dalam sebuah lembaga atau instansi dapat menjadi jembatan penghubung antara lembaga tersebut dengan publiknya. Pada dasarnya tujuan public relation adalah untuk menciptakan, memelihara dan membina hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak yakni lembaga dengan publiknya. Public relation berperan dalam penjelasan atau pembelaan terhadap pandangan yang kurang baik dari publiknya terhadap lembaga tersebut, dengan cara menyajikan berbagai data, fakta dan informasi yang sebenarnya. Sedangkan pengertian PR menurut Institute of Public Relation, adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antar suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.
            Peran PR yang sentral itulah yang  menyebabkan setiap lembaga atau institusi secara tidak langsung diwajibkan memiliki paling tidak seorang atau divisi khusus untuk PR. Tidak terkecuali lambaga non profit, yang dalam makalah ini akan dibahas adalah perpustakaan.

A.    Mengapa Perpustakaan Membutuhkan PR
Aktivitas public relations di perpustakaan sebagai organisasi nirlaba, bisa dikategorikan sebagai aktivitas public relations pada sektor jasa, oleh karena itu ada beberapa alasan mengapa perpustakaan membutuhkan PR. Karena penawarannya tidak nyata, maka perlu membuktikan manfaatnya. PR harus bisa meyakinkan publik bahwa perpustakaan itu sangat besar manfaatnya bagi dunia keberaksaraan (literasi) saat ini. Masyarakat yang kurang perhatian terhadap informasi dengan segala bentuk dan sifatnya, maka ia akan menjadi manusia-manusia yang tertinggal. Kemudian kreativitas sangatlah penting. Kreativitas dalam hal ini menyangkut program kerja Public Relations dalam berbagai dimensinya. Untuk organisasi perpustakaan yang bernuansa jasa, maka proses kreatif harus memiliki unsur-unsur tambahan. PR yang kreatif akan menciptakan promosi yang efektif dan tentu saja berimbas pada perkembangan kemajuan perpustakaan itu sendiri.
B.     Jenis Perpustakaan
Perpustakaan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat. Perpustakaan yang tergolong perpustakaan umum ini telah memenuhi persyaratan sebagai perpustakaan umum seperti fasilitas, SDM, koleksi dan pelayanan yang tergolong cukup memadai.

C.     Gambaran Umum Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat
Perpustakaan yang telah berdiri sejak 1978 ini bertempat di Tanah Abang I Kebon Jahe, Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Alasan terbentuknya Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat dilatarbelakangi oleh hal hal sebagai berikut. Sebelum tahun 1968, telah diselenggarakan Perpustakaan desa, Perpustakaan sekolah dan banyak taman bacaan di tingkat RW. Dianggap penting adanya perpustakaan umum untuk melayani masyarakat ibukota, diadakan kerja sama antar pemerintah daerah DKI Jakarta dengan Departemen P&K (waktu itu) melalui proyek pengembangan Perpustakaan umum Departeman P&K pada tahun 1978, dengan membangun suatu proyek Perpustakaan umum perintis di kebon jahe Tanah Abang (Sekarang Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat).

D.    Visi Misi Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat
Untuk menetapkan tujuannya, Perpustakaan Jakarta Pusat ini memiliki rencana jangka panjang maupun pendek yang terbungkus dalam sebuah visi dan misi.
Ø Visi
-          Terwujudnya Perpustakaan modern dengan Pelayanan prima yang sesuai dengan standar internasional sebagai sarana layanan informasi, pendidikan, penelitian, rekreasi dan preservasi untuk menunjang pengembangan budaya bangsa.
-          Membudayakan minat baca dalam upaya penguasaan IPTEK dan menjangkau seluruh masyarakat.




Ø Misi
Memberikan pelayanan kepustakaan yang berkualitas, didukung oleh fasilitas modern, tenaga professional dan berada dilingkungan masyarakat
Tujuan
Untuk meningkatkan pemberdayaan perpustakaan sebagai pusat pembelajaran bagi masyarakat
Sasaran
Peningkatan mutu sumber daya manusia masyarakat Jakarta pada khususnya.
Tugas Pokok
Melayani masyarakat umum dan kedinasan dalam bidang pustaka dan informasi.
Fungsi
-          Pengaturan dan pendayagunaan bahan pustaka dan informasi sebagai pusat sumber belajar, layanan informasi, penelitian dan menumbuhkan minat, gemar, serta budaya membaca bagi seluruh lapisan masyarakat.
-          Pemeliharaan dan pelestarian bahan pustaka dan informasi.
-          Penghimpun dan pengolahan bahan pustaka dan informasi.
-          Pelaksanaan urusan rumah tangga.

E.     Publik internal dan eksternal Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat
Dalam sebuah instansi pasti ada beberapa publik internal dan eksternalnya. Berikut adalah anggota publik internal dan eksternal Perpustakaan Jakarta Pusat:
Ø  Internal
-          Kepala Kantor
-          Kasubbag. Tata Usaha
-          Kasie. Layanan dan Pemasyarakatan
-          Kasie. Pengolahan dan Pelestarian
-          Pustakawan
-          Staff Tata Usaha
-          Staff Pengolahan dan Pelestarian
-          Staff Layanan dan Pemasyarakatan
-          Dan keluarganya
Ø  Eksternal
-          Pemerintah
-          Pelanggan
-          Penerbit
-          Media massa
-          IPI
-          Dan lain-lain

F.      Analisis SWOT
Ø  Fasilitas
-          Keanggotaan sistem online
-          Loker barang
-          Tempat parkir
-          Ruang Baca Remaja
-          Ruang Audio Visual
-          Ruang Internet
-          Mobil Keliling
·      Strenght ( kekuatan)
-          Fasilitas yang ada cukup lengkap
·      Weakness (kelemahan)
-          Keamanan yang kurang terjamin
-          Tempat kurang luas
·      Opportunity (kesempatan)
-          Perluasan lahan atau bangunan
-          Mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah
·      Threats (ancaman)
-          Mudah terjadinya kehilangan barang
-          Penyalahgunaan fasilitas oleh pengguna
-          Perpustakaan swasta yang lebih dapat mendayagunakan potensinya


Ø  Sumber Daya Manusia
Berikut adalah beberapa staf dan pejabat Perpustakaan Jakarta Pusat
-            Kepala Kantor : Yusnidar, S.H., M.H.
-            Kasubbag. Tata Usaha : Rohati
-            Kasie. Pengolahan dan Pelestarian : Daldiri
-            Kasie. Layanan dan Pemasyarakatan :  Abdul Haris, S.Sos 
-            Pustakawan : Sarti
-            Staff Tata Usaha :  keseluruhan berjumlah 8 orang
-            Staff Pengolahan dan Pelestarian : keseluruhan berjumlah 4 orang
-            Staff Layanan dan Pemasyarakatan :  keseluruhan berjumlah 11 orang
·      Strenght ( kekuatan)
-          Kepengurusan yang jelas
·       Weakness (kelemahan)
-                           Sangat minimnya pengurus dan staf anggota perpustakaan
-                          Hanya memiliki 1 pustakawan
-                           Kurang tenaga ahli yang yang berasal dari status pendidikan perguruan tinggi
·      Opportunity (kesempatan)
-                           Menambah tenaga kerja dan tenaga ahli
-                           Membuka lowongan kerja bagi pustakawan ahli
-                           Pergantian posisi jabatan oleh pekerja yang lebih berpengalaman
·      Threats (ancaman)
-                           Kinerja yang kurang professional
-                           Kurang efektif dan maksimal saat proses pelayannnya








Ø  Koleksi
Perpustakaan Jakarta Pusat memiliki jumlah koleksi kurang lebih sebanyak 16.665 bahan pustaka yang terdiri dari buku fiksi dan non fiksi yang akan terus bertambah sesuai perkembangan zaman.
·      Strenght ( kekuatan)
-                                                                           Koleksi yang cukup untuk level perpustakaan daerah
-                                                                           Mudah dalam pengurusannya
·       Weakness (kelemahan)
-            Tidak dipublikasikan jumlah perbandingan koleksi dari bulan ke bulan
-            Tidak dipublikasikan pula secara rinci jenis-jenis koleksi bahan pustaka
·      Opportunity (kesempatan)
-                                                                                                   Meningkatkan koleksi bahan pustaka
-                                                                                                   Mendapat perhatian yang serius dari pemerintah
·      Threats (ancaman)
-            Terbatasnya koleksi akan mengurangi ketertarikan pengunjung
-                                                                                                   Pengunjung lama maupun baru dapat beralih ke perpustakaan lainnya

Ø  Pelayanan
Perpustakaan Jakarta Pusat memiliki beberapa layanan, diantaranya adalah :
·      Jam buka layanan sesuai SK Gunernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 94 tahun 2004 tanggal 10 September 2004 yaitu :
-            Senin - Kamis : Pukul 09.00 - 20.00 WIB
-            Jum'at : Pukul 09.00 - 20.00 WIB (Istirahat Pukul 11.30 - 13.00 WIB)
-            Sabtu - Minggu : Pukul 09.00 - 20.00 WIB
-            Hari Libur Nasional : Tutup





·      Layanan Stasioner, yaitu layanan yang dilakukan di kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat meliputi:
-            Layanan sirkulasi, peminjaman buku untuk dibawa pulang bagi mereka yang sudah menjadi anggota.
-            Layanan baca ditempat bagi pengunjung yang belum menjadi anggota.
-            Layanan Referensi, layanan baca ditempat baik bagi anggota maupun bukan anggota dalam rangka penelusuran informasi penelitian atau mencari informasi terbaru lewat koran, majalah yang telah disediakan.
-            Layanan bercerita (Story Telling) bagi anak-anak usia dini sampai Sekolah Dasar.
-            Layanan Audio Visual (AV) bagi remaja/ dewasa.
-             Layanan permainan anak-anak TK/SD.
-             Layanan konsultasi dalam hal pengelolaan perpustakaan.
-             Layanan Extensi
-             Layanan Perpustakaan Keliling.
-             Layanan Peminjaman Buku Paket.
-             Layanan Bimbingan pengelolaan Perpustakaan Fasilitas













·      Strenght ( kekuatan)
-                 Memiliki peraturan yang jelas dari gubernur
-                 Perincian yang jelas pula pada jam-jam pelayanan
-                 Layanan yang beraneka macam
·      Weakness (kelemahan)
-                 Terlalu repot dalam pengurusan layanan
-                 Terlalu memakan waktu
-                 Terlalu memakan biaya
·      Opportunity (kesempatan)
-            Meraih sebanyak-banyaknya pengguna agar mau mengunakan jasa perpustakaan
·      Threats (ancaman)
-             Resiko kehilangan koleksi semakin besar
-             Koleksi mudah rusak
-             Fasilitas harus sering dicek / diganti

















BAB II
PENYAJIAN PROGRAM KERJA PUBLIC RELATION
         
Untuk merealisasikan tujuan lembaga atau institusinya, PR pasti akan menjalankan suatu tindakan yang sejalan dengan visi misi institusi tersebut. Agar lebih mudah dalam mengarahkan tindakannya PR membuat suatu rencana sebelumnya yang disebut dengan program kerja public relation. Disini tentu saja yang akan dibahas adalah program kerja PR Perpustakaan Jakara Pusat yang pada bab sebelumnya telah  ditampilkan gambaran umumnya.

A.   Program Kerja PR Perpustakaan Jakarta Pusat
Program kerja yang akan disajikan bernama Revolusi Perpustakaan Masyarakat Modern. Pemberian nama ini diharapkan agar perpustakaan dapat membuat perubahan besar, agar masyarakat menjadi sangat tergantung pada perpustakaan sebagai sumber informasi yang lengkap, relevan, akurat dan murah. Tentu saja dengan mengikuti perkembangan zaman dan menghadirkan inovasi-inovasi yang memberikan daya tarik bagi masyarakat.

Berdasarkan tujuan pernyataan di atas, maka program kerja yang disusun untuk direalisasikan selanjutnya dapat dirinci sebagai berikut :
1.    Kampanye Peduli Perpustakaan yang dimulai dengan pendekatan individual.
2.    Mengambil manfaat/mempergunakan kesempatan dalam program pemerintah.
3.    Bekerjasama dengan organisasi di luar organisasi perpustakaan dalam hal :
a)    Kompetisi Pustakawan Tahunan
b)   Mensponsori mahasiswa pustakawan di Perguruan Tinggi
c)    Best Student Award pada pelatihan sekolah-sekolah
d)   Menuliskan kisah di media pers, televise dan radio penyiaran
e)    Berkomunikasi dan bekerjasama dengan lembaga asosiasi lain dalam menyelesaikan proyek tertentu.


Kemudian dari program kerja tersebut dapat disimpulkan pula tujuan program tersebut, yaitu :
1.    Membangun kesadaran diantara para pembuat keputusan mengenai pentingnya informasi serta untuk meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan guna meningkatkan kemudahan mengakses informasi di perpustakaan.
2.    Meningkatkan pengetahuan mengenai segala aktivitas organisasi perpustakaan.
3.    Membangun apresiasi publik mengenai peran perpustakaan dalam kehidupan keseharian mereka.
4.    Meningkatkan pengertian yang lebih baik diantara publik tertentu (yang berpotensi dalam pengembangan organisasi perpustakaan)
5.    Membangun rasa kebermanfaatan di antara para pustakawan profesional bahwa kontribusi mereka terhadap organisasi dapat meningkatkan pelayanan keseluruhan.

Untuk memudahkan dalam mengkomunikasikan program kerjanya, maka beberapa media digunakan dalam proses penyampaian kepada masyarakat, seperti :
-       Pamflet
-       Brosur
-       Leaflet
-       Katalog pameran
-       Display/Pameran
-       Jurnal internal (newsletter, majalah dinding)
-       Papan pengumuman
-       Daftar tambahan koleksi baru
-       Intranet
-       Banner
-       Membuat undangan khusus kepada target pengunjung potensial
-       Laporan berkala
-       Laporan tahunan



Secara umum program kerja ini ditujukan untuk kedua belah pihak baik internal perpustakaan itu sendiri, maupun pihak eksternalnya. Antara lain :
-       Anggota atau staf organisasi
-       Anggota atau staf yang berpotensi
-       Para pengambil keputusan, baik di area pemerintahan ataupun swasta.
-       Pengguna perpustakaan
-       Pengguna perpustakaan yang berpotensi khusus
-       Para sponsor
-       Organisasi perpustakaan yang lain
-       Asosiasi profesi
-       Para pustakawan

B.   Hasil Program Kerja PR Terhadap Perpustakaan Jakarta Pusat
Setelah melihat program kerja PR, kemudian direalisasikan, baru kita dapat melihat hasil dari program kerja tersebut, apakah Perpustakaan Jakarta Pusat mengalami perkembangan kemajuan atau malah kemunduran. Selain melihat langsung kita juga dapat melihat perkembangan hasil melalui :
-       Respon terhadap artikel dalam jurnal internal
-       Masukan dalam rapat tim
-       Kuesioner
-       Jumlah hit dalam pengarahan intranet
-       Pemberitaan dari media
-       Komunikasi dua arah
-       Kotak saran
Kemudian setelah mendapatkan hasilnya, akan dievaluasi dan dianalisis untuk tindak lanjut proses pembuatan program kerja kedepannya agar menjadi lebih baik lagi.





BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Setelah membahas gambaran umum dan program kerja PR Perpustakaan Jakarta Pusat, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan :
-       Program kerja PR dibuat sejalan berdasarkan visi dan misi suatu instansi terkait, dalam makalah ini adalah Perpustakaan Jakarta Pusat.
-       Tujuan pembentukan program kerja PR adalah untuk meminimalisir kesalahan pada saat pelaksanaan, mengurangi kegagalan, dan merealisasikan tujuan yang se’efektif dan se’efisien mungkin.
-       Hasil kerja PR, berpeluang menentukan kemana arah perkembangan insititusi yang terkait, apakah maju atau bahkan mundur. Dalam makalah ini adalah Perpustakaan Jakarta Pusat.
-       Evaluasi dan analisis setelah pelaksanaan kegiatan akan memberikan dasar atau perbandingan bagi pembentukan program kerja atau pelaksanaan kegiatan selanjutnya.