Saturday, March 12, 2011

PENGARUH DESAIN INTERIOR TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA


PENGARUH DESAIN INTERIOR TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA

I.         LATAR BELAKANG
Tugas perpustakaan adalah mengumpulkan, mengolah dan menyebarluaskan informasi tercetak dan non cetak kepada pengguna. Perpustakaan sebagai pusat informasi dituntut selalu siap memberikan pelayanan kepada pengguna. Hal tersebut tercapai jika perpustakaan memiliki sarana yang baik, salah satunya adalah dengan adanya sebuah gedung yang bisa memuat seluruh kegiatan perpustakaan tanpa mengesampingkan kenyamanan pengguna. Dalam konteks pelayanan prima, maka perpustakaan mutlak memberikan kepuasan kepada penggunanya karena produk dari perpustakaan adalah jasa. Kepuasan pengguna merupakan hal yang abstrak namun dapat diukur dengan indikator pengukur kepuasan. Salah satu indikatornya adalah minimnya keluhan pengguna terhadap pelayanan perpustakaan.
Infrastruktur yang representatif, aman dan nyaman menjadi kriteria ideal bagi terciptanya kepuasan pengguna. Dapat dibayangkan betapa sulitnya menciptakan suasana yang nyaman untuk membaca jika ruangan perpustakaan memiliki tingkat pencahayaan yang kurang dan tingkat kelembaban yang tinggi serta penataan ruangan yang tidak teratur. Kondisi tersebut tidak menunjang pengguna dalam membangun konsentrasi membaca. Sebaliknya, apabila ruangan tertata secara rapi dan sistematis dengan pencahayaan dan kelembaban yang cukup sehingga pengguna merasa nyaman. Maka dengan sendirinya kepuasan tersebut akan tercipta. Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan tinjauan yang menelaah beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menata ruangan atau desain interior perpustakaan.


II.      PEMBAHASAN
Perpustakaan menurut Sulistyo Basuki (1993 : 3) adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca bukan untuk dijual.
Menurut Sulistyo Basuki (1992 : 115), perpustakaan merupakan ruangan dengan beragam pola aktifitas pemakainya. Untuk itu dalam perancangannya harus melihat akan kebutuhan pemakai. Gedung perpustakaan sebagai pusat informasi bagi pemakainya, perlu memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan aktifitas pemakai sebagai berikut :
1.      Pemecahan sebaik mungkin menyangkut kebutuhan unit informasi;
2.      Kemudahan akses dalam informasi;
3.      Ruang kerja yang cukup dan terencana bagi staf dan pemakai;
4.      Mempertimbangkan kebutuhan di masa yang akan datang;
5.      Menghindari perlengkapan yang tidak perlu; dan
6.      Fasilitas tehnis yang cukup seperti penerangan, suhu, sarana komunikasi.
Ruangan menurut Ching dalam Irhamni (2005 : 10) adalah salah satu aspek dari desain interior. Sedangkan istilah desain interior itu sendiri dipakai untuk mendeskripsikan rancangan-rancangan yang saling menghubungkan di suatu kelompok, termasuk pembuatan tata ruang yang didesain sesuai dengan aktifitas manusia di dalam ruangan tersebut.
Syarat sebuah ruangan menurut Ishar dari Maryuli (2000 : 19) adalah :
1.      Syarat fisik, merupakan syarat ukuran luas dan tinggi ruang untuk memenuhi kegiatan tertentu.
2.      Syarat psikis, yaitu syarat suasana / kesan lingkungan ruang yang harus diciptakan menurut kebutuhan dan fungsinya seperti ventilasi, pemandangan luar, serta bentuk ruang.
Aspek tata ruang menurut Darmono (2000 : 201) meliputi :
a.       Aspek fungsional. Penataan yang fungsional dapat diciptakan jika antar ruangan mempunyai hubungan yang fungsional dan arus barang / bahan pustaka pengguna perpustakaan dapat mengalir dengan lancar.
b.      Aspek psikologi pengguna. Penataan ruang dapat mempengaruhi aspek psikologis pengguna merasa nyaman, leluasa bergerak dan merasa tenang. Kondisi ini dapat diciptakan dengan penataan ruang yang harmonis dan serasi termasuk dalam hal penataan perabot perpustakaan. Pemilihan warna cat dinding juga dapat mempengaruhi kenyamanan pengguna perpustakaan.
c.       Aspek estetika. Keindahan penataan ruang salah satunya dapat melalui penataan ruang dalam perabot yang digunakan. Penataan ruangan yang serasi, bersih, dan nyaman bisa mempengaruhi kenyamanan pengguna di dalam perpustakaan.
d.      Aspek keamanan bahan pustaka. Keamanan bahan pustaka dapat dikelompokkan dalam dua bagian :
1.      Faktor keamanan bahan pusataka akibat kerusakan secara alamiah
2.      Faktor kerusakan / kehilangan bahan pustaka karena faktor manusia.
Penataan ruang yang fungsional mampu menciptakan pengawasan terhadap keamanan koleksi perpustakaan. Secara langsung dari kerusakan faktor manusia. Menurut Dritagalih Maryuli (2000 : 34) dalam penataan ruang perpustakaan yang baik seharusnya mempertimbangkan aspek-aspek tertentu yaitu :
a.       Bentuk ruang;
b.      Warna dan penerangan (pencahayaan);
c.       Ventilasi;
d.      Rambu ruang; dan
e.       Perabot ruang.

Menurut Sachari (1986 : 183) menyatakan bahwa antara desain dan manusia terjadi interaksi, dalam desain berfungsi sebagai alat yang mengandung nilai kegunaan yang mengacu ke arah fungsi, keselamatan, kenyamanan, keamanan, dan efisiensi. Sedangkan manusia memanfaatkan desain sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan.
Menurut Satwiko (2005 : 16), kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap lingkungan. Oleh karena itu kenyamanan tidak dapat diwakili oleh satu angka tunggal. Kenyamanan merupakan sesuatu yang menyejukkan dan menyegarkan perasaan seseorang. Apabila dikaitkan dengan ruangan perpustakaan, seseorang yang merasa nyaman dapat dilihat dari berapa lama orang itu melakukan aktifitas di ruang perpustakaan dan seberapa besar intensitas kunjungan ke ruang layanan tersebut. Jika merujuk pada pendapat di atas, desain interior berperan sebagai alat yang menjembatani antara perpustakaan dan pengguna.
Maksud dan tujuan desain interior yang pada mulanya hanya menitikberatkan fungsi semata-mata, tetapi kemudian berkembang dengan jangkauan lebih luas yang mencakup semua unsur keindahan berbagi macam aspek untuk memberikan kepuasan fisik dan spiritual bagi seseorang yang masuk keruangan tersebut. Perancang menciptakan suasana interior sedemikian rupa sehingga mampu memberikan kenyamanan, keamanan serta menimbulkan rasa betah kepada penggunanya.
Perancangan desain interior harus memiliki kerjasama yang erat dengan arsitek untuk merencanakan ruang dalam bangunan agar sesuai dengan kebutuhan dan selera penggunanya. Karakter ruangan tidak hanya ditentukan oleh dimensi fisik, tetapi juga oleh elemen-elemen seperti penerangan baik alami maupun buatan, warna, dekorasi dan perlengkapan perabotan. Dalam bidang ini perancang desain interior memegang peranan yang besar.
Faktor-faktor kepuasan pengguna yaitu, kualitas koleksi atau up date, biaya yang dibebankan kepada pemustaka, pelayanan pemberian informasi (service quality)/ kemudahan memperoleh informasi (emotional factor), kecepatan mendapatkan informasi (Irawan, 2003: 39).
Berdasarkan teori Irawan peneliti dapat mendefinisikan kepuasan sebagai hasil luaran yang dimunculkan dari diri sendiri, dari suatu proses kebutuhan yang direncanakan dan pada akhirnya terpenuhi.

III.   PENUTUP
Ruangan perpustakaan yang nyaman dan aman akan menunjang terciptanya konsentrasi baca. Dengan adanya penataan yang terstruktur dan pelayanan yang baik, maka pengguna perpustakaan akan merasa nyaman berada di perpustakaan.
 Ruangan merupakan salah satu aspek dari desain interior. Desain interior itu sendiri dipakai untuk mendeskripsikan rancangan-rancangan yang saling menghubungkan disuatu kelompok, termasuk pembuatan tata ruang.
Aspek-aspek tata ruang yang baik, akan memudahkan perpustakaan untuk mendesain sebuah ruangan yang nyaman digunakan oleh pengguna. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam penataan ruang adalah bentuk ruangnya, warna dan penerangannya, ventilasinya, rambu ruang, dan perabot ruang. Suatu perpustakaan hendaknya mempunyai bentuk ruangan yang ideal sehingga kegiatan perpustakaan dapat berlangsung lancar.
Desain ruangan berperan sebagai stimulus, apabila desain interior mampu menarik perhatian dan kebutuhan psikologis pengguna, maka pengguna akan memanfaatkan ruang perpustakaan sebagaimana fungsinya.

IV.   DAFTAR PUSTAKA
1.        Sunarti. 2007. Tata Ruang Perpustakaan Prodi Keperawatan Magelang Ditnjau Dari Tanggapan Pemakai. Semarang : Universitas Diponegoro
2.        Admin. 2009. Tinjauan Dalam Menata Ruangan Perpustakaan. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2010, pada pukul 22.00 WIB
3.        http://praboto.wordpress.com. 2008. Desain Perpustakaan. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2010, pada pukul 22.00 WIB

No comments:

Post a Comment